Latihan di Kem PULADA

Latihan di Kem PULADA

Thursday, September 18, 2008

Luahkan perasaan cinta anda dengan...

Ha... tentu anda tercari-cari sesuatu yang istimewa untuk dihadiahkan kepada mereka yang paling anda sayang. Anda terfikir untuk berikan bunga kepada si dia? Atau... berikan sahaja sekotak cokelat berjenama? Erm... Atau... teddy bear? Atau anda sememangnya tidak nampak hadiah yang sesuai untuk diberikan kepada pasangan anda. Bawa bertenang...
Tentunya anda ingin pasangan anda menghargai apa jua hadiah yang diberikan kepadanya. Perkara asas yang perlu diambilkira ialah sifat pasangan anda. Jika anda benar-benar pasti sifat pasangan anda, maka berikan hadiah yang mencerminkan peribadinya.

Bunga ros merah - bunga ros merah sesuai diberikan kepada kaum Hawa. Bagi penggemar bunga, mereka tidak kisah dan tetap akan menjaga bunga tersebut, biarpun ia telah layu. Bagi mereka yang kreatif, bunga ini akan dihiaskan atau digubah di dalam pasu. Mereka ini seorang yang prihatin dan amat menghargai pasangan mereka.

Cokelat dan anak patung (teddy bear) - mereka yang sukakan cokelat dan teddy bear seorang yang bersifat keanak-anakan. Jangan pelik bukan perempuan sahaja yang sukakan cokelat, lelaki juga ada yang menggemarinya. Mereka yang manja dan suka merajuk, amat bersesuaian jika diberikan cokelat. Mesti rajuk mereka akan cepat reda, apabila dihadiahkan cokelat kesukaannya.

Kad - mereka yang bersifat tegas, berpendirian tetap dan berdisplin, sesuai diberikan sekeping kad yang romantik. Mereka jenis ini tidak sukakan hadiah-hadiah yang remeh-temeh. Bagi mereka yang tegas, kad merupakan hadiah yang paling istimewa, lebih-lebih lagi anda meluahkan perasaan anda dengan kata-kata yang romantik. Jangan salah anggap biarpun mereka tegas, mereka tetap mempunyai sifat yang sentimental. Dan jangan terkejut mereka akan menyimpan kad-kad tersebut dengan baik di tempat khas dan istimewa.

Barangan berbentuk hati (love) - barangan yang berbentuk hati, sesuai bagi mereka yang bersifat penyayang. Mereka yang penyayang akan mudah tertarik dengan barangan sedemikian. Bagi mereka, dengan melihat 'hati', mereka akan terasa tenang dan gembira.

Kaset atau CD lagu-lagu cinta dan sentimental - mereka yang berjiwa seni dan sentimental amat menghargai mereka yang sudi menghadiahkan sesuatu yang memberikan ketenangan. Lagu-lagu cinta tersebut seolah-olah memberikan gambaran kepada mereka akan perasaan anda kepadanya. Ha... bagi mereka yang sukar meluahkan perasaan cinta kepada pasangan anda, hadiahkanlah kaset cinta kepadanya. Pasti si dia menyukainya.

Makan malam (candlelight dinner) - haa... majlis seumpama ini sesuai bagi mereka yang bersifat romantik. Mengadakan temujanji dengan mereka yang tersayang pada majlis makan malam memberikan kepuasan, bukan sahaja kepada pasangan anda, malah diri anda sendiri. Diserikan pula dengan nyalaan lilin yang bisa membangkitkan suasana romantik.

Ha... mudahkan. Jadi kenalpasti sifat pasangan anda dan hadiahkan sesuatu yang istimewa kepadanya. Tentu si dia akan rasa terharu dan semakin sayang pada anda.

Friday, July 25, 2008

Hak Suami Dalam Islam

Betapa agungnya hakmu terhadapku. Andai ada manusia yang boleh ku bersujud kepadanya, engkaulah yang tertuju, sebuah pengandaian yang kuketahui dari Rasulku. Namun aduhai diri ini, alangkah sesalku… betapa kurangnya memenuhi hakmu. Hanyalah pengampunan Rabbku, kemudian pemaafanmu atas segala celaku…

Sebuah pernyataan yang memang semestinya terucap dari lisan seorang istri yang tahu ‘kadar’ seorang suami berikut haknya. Bagaimana tidak, sementara Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
لَوْ كُنْتُ آمُرُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةََ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا وَلاَ تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهَا كُلَّهُ حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا عَلَيْهَا كُلَّهَا حَتَّى لَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَىظَهْرِ قَتَبٍ لَأَعْطَتْهُ إِيَّاهُ
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain1niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya2. Dan tidaklah seorang istri dapat menunaikan seluruh hak Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh hak suaminya. Sampai-sampai jika suaminya meminta dirinya (mengajaknya jima’) sementara ia sedang berada di atas pelana (yang dipasang di atas unta) maka ia harus memberikannya (tidak boleh menolak).”3 (HR. Ahmad 4/381. Dishahihkan sanadnya oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa` Al-Ghalil no. 1998 dan Ash-Shahihah no. 3366)
Al-Hushain bin Mihshan rahimahullahu menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya:
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4/341 dan selainnya, lihat Ash-Shahihah no. 2612)
Di antara sekian banyak hak suami, beberapa di antaranya dapat kita rinci berikut ini:
Pertama: Ditaati dalam selain perkara maksiat.
Suami memiliki hak terhadap istrinya untuk ditaati dalam seluruh perkara asalkan bukan perkara maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ
“Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf.” (HR. Al-Bukhari no. 7145 dan Muslim no. 4742)
Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memperingatkan:
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Ahmad 1/131, dishahihkan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ahmad Syakir rahimahullahu dalam syarah dan catatan kakinya terhadap Musnad Al-Imam Ahmad dan dishahihkan pula dalam Ash-Shahihah no. 181)
Sehingga bila suami memerintahkan istrinya untuk berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti disuruh keluar rumah dengan tabarruj, wajib bagi si istri untuk menolaknya. Bila ia menaati suaminya berarti ia berbuat dosa sebagaimana suaminya berdosa karena telah memerintahkannya bermaksiat.
Di antara dalil yang menunjukkan wajibnya istri menaati suaminya adalah adanya perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar suami memberikan ‘pengajaran’ kepada istrinya bila ia enggan untuk taat, dan sebaliknya Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang seorang suami untuk menyakiti istrinya bila si istri taat kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاللاَّتِي تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلاً
“Dan para istri yang kalian khawatirkan (kalian ketahui dan yakini) nusyuz4nya maka hendaklah kalian menasihati mereka, meninggalkan mereka di tempat tidur, dan memukul mereka. Kemudian jika mereka menaati kalian maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.” (An-Nisa`: 34)
Ayat di atas menunjukkan, ‘pengajaran’5 diberikan kepada istri dikarenakan ia tidak taat kepada suaminya, yang berarti taat kepada suami itu wajib.
Termasuk taat yang wajib ditunaikan kepada suami adalah memenuhi panggilan suami ke tempat tidur serta tidak boleh menolak “hasrat”-nya.
Istri yang menolak “ajakan” suaminya diancam oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sabda beliau:
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتََهُ إِلَى فِِِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيْءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
“Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak untuk datang maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 3524)
Dalam riwayat Muslim (no. 3525) disebutkan dengan lafadz:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهَا فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan suaminya melainkan yang di langit (penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya ridha kepadanya.”
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Hadits ini merupakan dalil haramnya seorang istri menolak mendatangi tempat tidur suaminya tanpa ada udzur syar’i. Dan haid bukanlah udzur untuk menolak panggilan suami karena suami punya hak untuk istimta’ (bermesraan/bernikmat-nikmat) dengan si istri pada bagian atas izarnya6. Makna hadits di atas adalah laknat terus menerus diterima si istri hingga hilang maksiatnya dengan terbitnya fajar sehingga suami tidak membutuhkannya lagi, atau dengan taubatnya si istri dan kembalinya dia ke tempat tidur.” (Al-Minhaj, 9/249)
Dalam hadits ini pun ada bimbingan kepada istri untuk membantu memenuhi kebutuhan suaminya dan mencari keridhaannya. (Fathul Bari, 9/366)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu menyatakan, wajib bagi istri untuk taat kepada suaminya sebatas kemampuannya dalam perkara yang diperintahkan suami, karena hal ini termasuk keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kaum lelaki. Sebagaimana dalam ayat:
الرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلىَ النِّسَاءِ
“Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” (An-Nisa`: 34)
Dan ayat:
وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ
“Dan kaum lelaki memiliki kedudukan satu derajat di atas kaum wanita.”
Hadits-hadits shahih yang ada memperkuat makna ini dan menjelaskan dengan terang apa yang akan diperoleh wanita dari kebaikan ataupun kejelekan, bila ia menaati suaminya atau mendurhakainya. (Adabuz Zifaf, hal. 175-176)

Kedua: Istri tidak boleh keluar rumah kecuali dengan izin suami.
Seorang istri tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya.Baik si istri keluar untuk mengunjungi kedua orangtuanya ataupun untuk kebutuhan yang lain, sampaipun untuk keperluan shalat di masjid.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan, “Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya.” Beliau juga berkata, “Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia telah berbuat nusyuz, bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, serta pantas mendapatkan hukuman.” (Majmu’ Al-Fatawa, 32/281)

Ketiga: Istri tidak boleh puasa sunnah kecuali dengan izin suaminya.
Bila seorang istri hendak mengerjakan puasa Ramadhan, ia tidak perlu meminta izin kepada suaminya karena puasa Ramadhan hukumnya wajib, haram ditinggalkan tanpa udzur syar’i. Bila sampai suaminya melarang, ia tidak boleh menaatinya. Karena tidak boleh menaati makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq.
Namun bila si istri hendak puasa sunnah/tathawwu’, ia harus meminta izin kepada suaminya. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُوْمَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“Tidak boleh seorang istri puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Larangan ini menunjukkan keharaman. Demikian yang diterangkan dengan jelas oleh kalangan ulama dari madzhab kami.” (Al-Minhaj, 7/116)
Hal ini merupakan pendapat jumhur ulama sebagaimana disebutkan dalam Fathul Bari (9/367).
Adapun sebab/alasan pelarangan tersebut, wallahu a’lam, karena suami memiliki hak untuk istimta’ dengan si istri sepanjang hari. Haknya ini wajib untuk segera ditunaikan dan tidak boleh luput penunaiannya karena si istri sedang melakukan ibadah sunnah ataupun ibadah yang wajib namun dapat ditunda. (Al-Minhaj, 7/116)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu mengatakan: “Hadits ini menunjukkan lebih ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib, sementara menunaikan kewajiban lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah.” (Fathul Bari, 9/357)

Keempat: Istri tidak boleh mengizinkan seseorang masuk ke rumah suami kecuali dengan izinnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang hal ini dalam sabdanya:
وَلاَ تَأْذَنْ فِي بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“Tidak boleh seorang istri mengizinkan seseorang masuk ke rumah suaminya terkecuali dengan izin suaminya.” (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 2367)
‘Amr ibnul Ahwash radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sabda beliau:
أَلاَ إِنَّ لَكُمْ عَلَى نِسَائكُِمْ حَقًّا، وَلِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حَقًّا، فَحَقُّكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوْطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ تَكْرَهُوْنَ، وَلاَ يَأْذَنَّ فِي بُيُوْتِكُمْ لِمَنْ تَكْرَهُوْنَ، أَلاَ وَحَقُّهُنَّ عَلَيْكُمْ أَنْ تُحْسِنُوْا إِلَيْهِنَّ فيِ كِسْوَتِهِنَّ وَطَعَامِهِنَّ
“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka.” (HR. At-Tirmidzi no. 1163 dan Ibnu Majah no. 1851, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi dan Shahih Ibni Majah)

Kelima: Mendapatkan pelayanan (khidmat) dari istrinya.
Semestinya seorang istri membantu suaminya dalam kehidupannya. Hal ini telah dicontohkan oleh istri-istri shalihah dari kalangan shahabiyah seperti yang dilakukan Asma` bintu Abi Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma yang berkhidmat kepada suaminya, Az-Zubair ibnul ‘Awwam radhiyallahu ‘anhu. Ia mengurusi hewan tunggangan suaminya, memberi makan dan minum kudanya, menjahit dan menambal embernya, serta mengadon tepung untuk membuat kue. Ia yang memikul biji-bijian dari tanah milik suaminya sementara jarak tempat tinggalnya dengan tanah tersebut sekitar 2/3 farsakh7.” (HR. Al-Bukhari no. 5224 dan Muslim no. 2182)
Demikian pula khidmat Fathimah bintu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah suaminya, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Sampai-sampai kedua tangannya lecet karena menggiling gandum. (HR. Al-Bukhari no. 6318 dan Muslim no. 2727)
Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, menikahi seorang janda agar bisa berkhidmat padanya dengan mengurusi 7 atau 9 saudara perempuannya yang masih belia. Kata Jabir kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ayahku, Abdullah, telah wafat dan ia meninggalkan banyak anak perempuan. Aku tidak suka mendatangkan di tengah-tengah mereka wanita yang sama dengan mereka. Maka aku pun menikahi seorang wanita yang bisa mengurusi dan merawat mereka.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan Jabir:
فَباَرَكَ اللهُ لَكَ – أَوْ: خَيْرًا -
“Semoga Allah memberkahimu.” Atau beliau berkata, “Semoga kebaikan untukmu.” (HR. Al-Bukhari no. 5367 dan Muslim no. 3623)

Keenam: Disyukuri kebaikan yang diberikannya.
Seorang istri harus pandai-pandai berterima kasih kepada suaminya atas semua yang telah diberikan suaminya kepadanya. Bila tidak, si istri akan berhadapan dengan ancaman neraka Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seselesainya dari Shalat Kusuf (Shalat Gerhana), Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau ketika shalat:
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَََحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka8.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka pada suatu masa, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata: ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Al-Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 2106)
Al-Qadhi Ibnul ‘Arabi rahimahullahu berkata: “Dalam hadits ini disebutkan secara khusus dosa kufur/ingkar terhadap suami di antara sekian dosa lainnya. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyatakan: ‘Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain (sesama makluk) niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengandaikan hak suami terhadap istri dengan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala9, maka bila seorang istri mengkufuri/mengingkari hak suaminya, sementara hak suami terhadapnya telah mencapai puncak yang sedemikian besar, hal itu sebagai bukti istri tersebut meremehkan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itulah diberikan istilah kufur atas perbuatannya. Akan tetapi kufurnya tidak sampai mengeluarkan dari agama.” (Fathul Bari, 1/106)
Dalam kitab Ash-Shahihain disebutkan bahwa pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju lapangan untuk melaksanakan shalat. Setelahnya beliau berkhutbah dan ketika melewati para wanita beliau bersabda: “Wahai sekalian wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar (meminta ampun) karena sungguh diperlihatkan kepadaku mayoritas kalian adalah penghuni neraka.” Salah seorang wanita yang hadir di tempat tersebut bertanya: “Apa sebabnya kami menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami. Aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya namun dapat menundukkan lelaki yang memiliki akal yang sempurna daripada kalian.”
Demikianlah, wahai para istri yang shalihah, beberapa hak suami yang dapat kami sebutkan. Tunaikanlah dengan sebaik-baiknya. Dan mohonlah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menunaikannya.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

1 Sujud kepada sesama makhluk.
2 Namun tidak dibolehkan bersujud kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian berkaitan dengan penuturan Abdullah ibnu Abi Aufa berikut ini: “Ketika Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu datang ke negeri Yaman atau Syam, ia melihat orang-orang Nasrani bersujud kepada para panglima dan petinggi gereja mereka. Maka ia memandang dan memastikan dalam hatinya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling berhak untuk diagungkan seperti itu. Sekembalinya ke hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Ya Rasulullah, aku melihat orang-orang Nasrani bersujud kepada para panglima dan petinggi gereja mereka. Maka aku memandang dan memastikan dalam hatiku bahwa engkaulah yang paling berhak untuk diagungkan seperti itu’.”
4 Nusyuz ini bisa berupa ucapan atau perbuatan, ataupun kedua-duanya. Ibnu Taimiyyah rahimahullahu mengatakan: “Nusyuz istri adalah ia tidak menaati suaminya apabila suaminya mengajaknya ke tempat tidur, atau keluar rumah tanpa minta izin kepada suami, dan perkara semisalnya yang seharusnya ia tunaikan sebagai wujud ketaatan kepada suaminya.” (Majmu’ Fatawa, 32/277)
Termasuk nusyuz istri adalah enggan berhias sementara suaminya menginginkannya. Juga meninggalkan kewajiban-kewajiban agama seperti meninggalkan shalat, puasa, haji, dan sebagainya. (An-Nusyuz, Asy-Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan)
5 Dalam wujud diboikot di tempat tidur atau dipukul (yang tidak meninggalkan cacat).
6 Izar bisa kita maknakan dengan kain yang menutupi bagian kemaluan si istri karena hanya bagian ini saja yang diharamkan ketika si istri sedang haid. Dalilnya sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para suami:
اصْنَعُوا كُلَّ شَيْءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ
“Berbuatlah segala sesuatu (dengan istri kalian) kecuali nikah (maksudkan jangan melakukan jima`).” (HR. Abu Dawud no. 2165, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan Abi Dawud)
7 1 farsakh kurang lebih 8 km atau 3,5 mil.
8 Yang dimaksud dengan kufur di sini adalah kufur ashghar (kufur kecil) yaitu kufur yang tidak mengeluarkan pelakunya dari keimanan. Pelakunya tetap seorang muslim. Namun karena dosa yang diperbuat, pantas mendapatkan siksa di dalam neraka walaupun tidak kekal di dalamnya sebagaimana pelaku kufur akbar (kufur besar). Kufur ini yang diistilahkan kufrun duna kufrin.
Al-Qadhi Abu Bakr ibnul ‘Arabi rahimahullahu berkata dalam syarahnya sebagaimana dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu: “Maksud penulis (Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu) membawakan hadits ini (seperti dalam kitab Al-Iman bab Kufranil ‘Asyir wa Kufrin duna Kufrin) adalah untuk menerangkan bahwa sebagaimana ketaatan diistilahkan dengan iman, maka demikian pula perbuatan maksiat diistilahkan dengan kufur. Akan tetapi kufur yang disebutkan dalam hadits ini bukan kufur yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.” (Fathul Bari, 1/106)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menyatakan bolehnya memberikan istilah kufur kepada orang yang mengkufuri/mengingkari hak-hak orang lain terhadapnya sebagai satu celaan bagi si pelaku, walaupun ia tidak kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Syarh Shahih Muslim, 6/213)
9 Maksudnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengandaikan bila boleh bersujud kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya istri akan diperintah sujud kepada suaminya. Namun mendapatkan sujud dari para hamba hanyalah merupakan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada satu pun makhluk-Nya yang berserikat dengan-Nya dalam hak ini.

Rahsia Warna

Semua orang mempunyai salah satu jenis warna yang sangat disukai dari sekian banyak warna atau warna kegemaran. Tahukah kamu warna kegemaran dapat memperlihatkan watak kamu secara umumnya?

Warna Biru
Jika kamu menyukai warna biru, kamu tergolong sebagai pemurung dan selalu bertindak pasif dalam banyak hal. Mendambakan ketenangan dan ketenteraman. Kamu selalu mendapat kesulitan dalam pergaulan. Begitu juga dalam bercinta kerana kamu cenderung menyembunyikan perasaan.

Warna Hijau
Warna kesukaan kamu hijau, maka kamu tergolong seseorang yang sangat romantik, menyukai keindahan, menyenangi alam dengan udara yang nyaman. Kamu adalah seseorang yang selalu memegang prinsip. Dalam hal bercinta kamu mengidam-idamkan calon teman hidup yang penuh toleransi dan dapat dipercayai.

Warna Kuning
Kesukaan kamu warna kuning menandakan bahawa kamu memiliki sifat optimis. Kamu seorang periang dan senang bergaul, tidak memiliki penampilan yang muram. Sifat tolong-menolong selalu ada dalam diri kamu,kerana menolong merupakan suatu kewajiban mutlak bagi kamu. Kamu orang yang tidak pernah meremehkan siapapun jua, walaupun seseorang itu lemah dan bodoh.

Warna Ungu
Jika warna Ungu (Violet) menjadi warna kegemaran kamu maka kamu adalah seseorang yang benar-benar luar biasa. Dalam menghadapi masa depan kamu tidak pernah ragu-ragu, apa yang dikerjakan kamu adalah yang terbaik. Kamu pandai mengikuti perkembangan zaman. Dalam bercinta, hanya merekalah yang kuat mental yang dapat mendekati dan menjadi kekasih kamu.

Warna Putih
Jika kamu menyukai warna putih, maka kamu adalah orang yang dilahirkan ke dunia dengan sempurna, banyak orang mengagumi kamu kerana sifat anggun, sifat idealis dan moral kamu yang teramat tinggi. Tak pernah angkuh, senang menolong siapa saja yang memerlukan bantuan kamu.

Warna Hitam
Kamu sangat lincah dalam hal-hal tertentu saja. Jika kamu berada dilingkungan yang tidak disukai, maka kamu akan menjadi murung. Kamu selalu tampil menarik dan rapi. Ramai orang cuba mengejar dan merebut cinta kamu.

Warna Merah
Kamu seseorang yang sangat berwibawa. Walaupun sering kali bergaul dan bersosial dengan lawan jenis tapi kamu dapat menahan diri. Banyak orang meluahkan cinta, tapi kamu selalu berfikir dan berfikir lagi. Kamu termasuk golongan yang sukar jatuh cinta.


Nota :Artikel ini hanyalah sebagai bacaan semata-mata untuk menambah pengetahuan dan bukan untuk dipercayai 100%

Rahsia Ciuman Lelaki

Apakah tanda di sebalik ciuman suami atau pasangan anda? Tahukah anda di sebaliknya ada tersirat rahsia? Ya! Apakah rahsia di sebalik sebuah ciuman?

Kalau si lelaki atau pun wanita dilihat sedang mencium manja seorang kanak2 kecil yg comel, ia boleh dilihat sebagai tanda kasih dan minatnya terhadap si kecil itu. Ia suatu petanda sayang dan prihatinnya terhadap kanak2 itu. Tetapi apabila ada pasangan lelaki mencium atau mengucupi wanita, apakah tanda dan rahsia di sebaliknya?
Sesungguhnya kucupan atau ciuman seorang pasangan lelaki terhadap pasangan wanitanya itu terselit rahsia yg perlu anda ungkapi dan fahami persiratannya. Ia mempunyai makna-makna tertentu dan kita akan seronok apabila benar2 dapat menyingkapnya. Ia memudahkan anda utk memahami sikap si dia. Ciuman pada bahagian2 tertentu di tubuh wanita mempunyai rahsia yg berbeza lagi tersendiri.

Ciuman atau Kucupan pada Tangan
Jika seorang lelaki mencium belakang tangan anda, itu tandanya si dia menyanjung dan menghormati anda. Lelaki atau sesiapa sahaja yg bersopan akan mengucup orang yg dihormati dan disanjunginya pada bahagian belakang tangan orang yg berkenaan. Ini biasanya dilakukan oleh seorang anak terhadap ibu bapanya, seorang bawahan ke atas atasannya, seorang murid terhadap gurunya dan seterusnya....
Jarang berlaku seorang lelaki mengucup tangan pasangan wanitanya, apatah lagi seorang suami kepada isterinya. Jika berlaku juga sedemikian, itu menandakan si lelaki berkenaan benar-benar menyanjungi dan menghormati wanita tersebut sebagai seorang yg istimewa dalam hidupnya.

Ciuman di Dahi
Selalu juga kita saksikan seorang lelaki mencium pasangan wanitanya di dahi. Apakah tandanya?
Jika anda pernah dihadiahkan sebuah kucupan di dahi ,itu tandanya si dia begitu kasih terhadap anda. Dan kasihnya begitu kudus. Anda dapat berasakan getaran kasihnya pada anda begitu syahdu.

Ciuman Sayang
Jika pasangan anda mengucup anda di pipi, itu tandanya si dia sayang pada anda. Malah jika anda sedang marah dan dia tiba2 mencium pipi anda, itu maknanya dia tetap sayang pada anda walaupun apa yg terjadi. Malah ciuman sayang di pipi sering dihadiahkan oleh sang suami kepada isteri dalam suasana gurau senda dan ceria. Begitu juga apabila suami baru pulang dari kerja atau berjalan jauh, satu ciuman di pipi menandakan dia sayangkan anda, rindukan anda dan cintanya pada anda terus bersemi.

Ciuman Cinta
Saat anda sedang berdiri, tiba2 suami anda datang sambil memegang kedua pangkal lengan anda. Lalu anda dan dia saling berhadapan sehingga wajah anda bertembung dengan wajahnya.Lalu sebuah kucupan hinggap di bibir anda. Itu tandanya sebuah ciuman cinta sedang ditebarkan. Anda tetap dicintainya, bahkan kian hangat sehangat ciuman yang terhinggap.

Kucupan dari Belakang
Pernahkan anda dikejutkan oleh suami anda dengan kucupan dari arah belakang? Contohnya sedang anda sibuk mencuci pinggan, tiba2 pasangan anda menerpa dari arah belakang dan mengucup tengkuk dan pipi anda. Ini menunjukkan betapa pasangan anda begitu geram terhadap anda. Dan anda pun terasa terngiang bulu roma di saat itu. Namun anda patut berasa senang hati kerana tahu tahu betapa dia terngidamkan anda!

Kucupan Lutut
Hah! Betapalah lelaki ini telah rebah ke kaki anda. Benar, jika anda terjumpa lelaki yg sanggup mencium lutut anda, biarpun masih beralaskan pakaian, itu tandanya sudah teruk benar minatnya terhadap anda. Dalam hal ini, mudah pula anda mengambil kesempatan kerana dia akan tunduk pada setiap kemahuan anda.

Ciuman Di hujung Kaki
Ia amat jarang dilakukan oleh kebanyakan dari kita melainkan dalam sesetengah budaya dan adat resam India. Jika ada juga lelaki luar melakukannya , ia kira sudah luar biasa. Perlakuan ciuman di hujung kaki yang bukan kerana adat, itu petanda si lelaki berkenaan sudah terlalu merendah diri dan terlampau memuja anda.Anda boleh menganggap si dia boleh diperlakukan apa saja oleh anda. tapi, tengoklah juga. Lelaki pandai berlakon dan mungkin dia cuma melakonkan saja utk mendapat perhatian anda sedang hakikatnya tidak boleh diperlakukan seperti yg anda tafsirkan. Apa pun, kucupan sedemikian tidak seharusnya dilakukan


Artikel ini hanyalah sebagai bacaan semata-mata untuk menambah pengetahuan dan bukan untuk dipercayai 100%

Kesihatan

Asthma


Asthma is a chronic condition involving the respiratory system in which the airways occasionally constrict, become inflamed, and are lined with excessive amounts of mucus, often in response to one or more triggers. These episodes may be triggered by such things as exposure to an environmental stimulant such as an allergen, environmental tobacco smoke, cold or warm air, perfume, pet dander, moist air, exercise or exertion, or emotional stress. In children, the most common triggers are viral illnesses such as those that cause the common cold.

This airway narrowing causes symptoms such as wheezing, shortness of breath, chest tightness, and coughing. The airway constriction responds to bronchodilators. Between episodes, most patients feel well but can have mild symptoms and they may remain short of breath after exercise for longer periods of time than the unaffected individual. The symptoms of asthma, which can range from mild to life threatening, can usually be controlled with a combination of drugs and environmental changes.

Pathophysiology


In asthma, constriction of the airways occurs due to bronchoconstriction and bronchial inflammation. Bronchoconstriction is the narrowing of the airways in the lungs due to the tightening of surrounding smooth muscle. Bronchial inflammation also causes narrowing due to oedema and swelling caused by an immune response to allergens.

Inflamed airways and bronchoconstriction in asthma. Airways narrowed as a result of the inflammatory response cause wheezing.

Emergency


When an asthma attack is unresponsive to a patient's usual medication, other treatments are available to the physician or hospital:

  • Oxygen to alleviate the hypoxia (but not the asthma itself) that results from extreme asthma attacks.
  • Nebulized salbutamol terbutaline (short-acting beta-2-agonists), often combined with ipratropium (an anticholinergic).
  • Systemic steroids, oral or intravenous (prednisone, prednisolone, methylprednisolone, dexamethasone, or hydrocortisone). Some research has looked into an alternative inhaled route.
  • Other bronchodilators that are occasionally effective when the usual drugs fail:
    • Intravenous salbutamol
    • Nonspecific beta-agonists, injected or inhaled (epinephrine, isoetharine, isoproterenol, metaproterenol)
    • Anticholinergics, IV or nebulized, with systemic effects (glycopyrrolate, atropine, ipratropium)
    • Methylxanthines (theophylline, aminophylline)
    • Inhalation anesthetics that have a bronchodilatory effect (isoflurane, halothane, enflurane)
    • The dissociative anaesthetic ketamine, often used in endotracheal tube induction
    • Magnesium sulfate, intravenous
  • Intubation and mechanical ventilation, for patients in or approaching respiratory arrest.
  • Heliox, a mixture of helium and oxygen, may be used in a hospital setting. It has a more laminar flow than ambient air and moves more easily through constricted airways.

Epidemiology


Asthma is usually diagnosed in childhood. The risk factors for asthma include:

  1. A personal or family history of asthma or atopy
  2. Triggers (see Pathophysiology above)
  3. Premature birth or low birth weight
  4. Viral respiratory infection in early childhood
  5. Maternal smoking
  6. Being male, for asthma in prepubertal children
  7. Being female, for persistence of asthma into adulthood

History


Asthma was long considered a psychosomatic disease, and
... during the 1930s–50s, was even known as one of the 'holy seven' psychosomatic illnesses. At that time, psychoanalytic theories described the aetiology of asthma as psychological, with treatment often primarily involving psychoanalysis and other 'talking cures'. As the asthmatic wheeze was interpreted as the child's suppressed cry for his or her mother, psychoanalysts viewed the treatment of depression as especially important for individuals with asthma