Latihan di Kem PULADA

Latihan di Kem PULADA

Friday, July 25, 2008

Makanan Membentuk Peribadi

SOALAN:
APAKAH hikmah makan makanan halal di sisi Islam dan mengapakah ia sangat ditekankan oleh agama kita?
JAWAPAN:

Daripada Abu Hurairah r.a berkata: Bersabda Rasulullah SAW yang bermaksud: Sesungguhnya Allah bersih, Dia tidak menerima kecuali amalan yang juga bersih.

Sesungguhnya Allah menyuruh orang mukmin dengan perkara yang Dia suruh para Rasul, maka dia berfirman yang bermaksud: Wahai sekelian Rasul, makanlah makanan yang baik-baik dan kerjakan amalan soleh. Sesungguhnya aku mengetahui apa yang kamu lakukan. Firmannya lagi yang bermaksud: Wahai orang yang beriman, makanlah kamu daripada rezeki yang baik-baik yang kami kurniakan kepada kamu.

Kemudian Rasulullah SAW menceritakan mengenai seorang lelaki yang jauh perjalanannya, kusut masai rambutnya lagi berdebu dia menadah kedua tangannya ke langit memohon doa: Wahai Tuhan! Wahai Tuhan! Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dibekalkan dengan bahan-bahan yang haram, maka bagaimana doanya diperkenankan. (riwayat Muslim, Kitab:al-Zakat, 1015).

Makanan yang Halal

Halal ertinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut syariat Islam.

Segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah halal dimakan, kecuali apabila ada nas al-Quran atau hadis yang mengharamkannya. Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram kerana memberi mudarat bagi kehidupan manusia seperti racun, barang-barang yang menjijikkan dan sebagainya.

Allah berfirman yang bermaksud: Wahai orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya beribadat kepada-Nya. (al-Baqarah: 172)

Firman Allah SWT yang bermaksud: Hai sekelian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi yang halal lagi baik, dan janganlah kamu ikut jejak langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang sangat nyata bagi kamu. (al-Baqarah : 168).

Firman Allah yang bermaksud: Menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. (al-A’raf : 157)

Rasulullah SAW, pernah ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang dipergunakan untuk perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan”. (riwayat Ibnu Majah dan al-Tarmidzi).

Berdasarkan firman Allah SWT dan hadis Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan yang halal ialah:

lSemua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikkan.

lSemua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

lSemua makanan yang tidak memberi mudarat, tidak membahayakan kesihatan jasmani dan tidak merosak akal, moral, dan akidah.

lBinatang yang hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar.

Jika diperhatikan dengan penuh teliti ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Rasulullah SAW di atas, secara langsung menyuruh orang Islam memilih makan yang halal dan yang baik. Malahan perintah ini bukan sahaja ditujukan kepada orang awam malahan suruhan itu terlebih dahulu memerintah para Nabi dan Rasul a.s supaya beriltizam dengan sumber yang halal.

Ungkapan “halal lagi baik”, maksudnya halal dari sudut sifat makan itu dan baik bermaksud makanan yang berzat. Ini bertujuan supaya apabila makanan itu dimakan, ia bukan sahaja mengenyangkan dan pada masa yang sama dapat memenuhi keperluan jasad manusia dari sudut mineral dan vitaminnya.

Ini bermaksud Islam menganjurkan penganut mengamalkan sistem pemakanan yang seimbang.

Makanan yang halal dan berkat ada kaitannya dengan perangai dan tingkah manusia. Makanan yang halal dapat menjana kekuatan jiwa manusia, juga dapat mempertingkatkan produktiviti seseorang.

Saya juga yakin bahawa makanan yang halal dapat melahirkan insan yang berakhlak mulia dan insan yang patuh dan tunduk pada perintah Allah SWT.

No comments:

Kesihatan

Asthma


Asthma is a chronic condition involving the respiratory system in which the airways occasionally constrict, become inflamed, and are lined with excessive amounts of mucus, often in response to one or more triggers. These episodes may be triggered by such things as exposure to an environmental stimulant such as an allergen, environmental tobacco smoke, cold or warm air, perfume, pet dander, moist air, exercise or exertion, or emotional stress. In children, the most common triggers are viral illnesses such as those that cause the common cold.

This airway narrowing causes symptoms such as wheezing, shortness of breath, chest tightness, and coughing. The airway constriction responds to bronchodilators. Between episodes, most patients feel well but can have mild symptoms and they may remain short of breath after exercise for longer periods of time than the unaffected individual. The symptoms of asthma, which can range from mild to life threatening, can usually be controlled with a combination of drugs and environmental changes.

Pathophysiology


In asthma, constriction of the airways occurs due to bronchoconstriction and bronchial inflammation. Bronchoconstriction is the narrowing of the airways in the lungs due to the tightening of surrounding smooth muscle. Bronchial inflammation also causes narrowing due to oedema and swelling caused by an immune response to allergens.

Inflamed airways and bronchoconstriction in asthma. Airways narrowed as a result of the inflammatory response cause wheezing.

Emergency


When an asthma attack is unresponsive to a patient's usual medication, other treatments are available to the physician or hospital:

  • Oxygen to alleviate the hypoxia (but not the asthma itself) that results from extreme asthma attacks.
  • Nebulized salbutamol terbutaline (short-acting beta-2-agonists), often combined with ipratropium (an anticholinergic).
  • Systemic steroids, oral or intravenous (prednisone, prednisolone, methylprednisolone, dexamethasone, or hydrocortisone). Some research has looked into an alternative inhaled route.
  • Other bronchodilators that are occasionally effective when the usual drugs fail:
    • Intravenous salbutamol
    • Nonspecific beta-agonists, injected or inhaled (epinephrine, isoetharine, isoproterenol, metaproterenol)
    • Anticholinergics, IV or nebulized, with systemic effects (glycopyrrolate, atropine, ipratropium)
    • Methylxanthines (theophylline, aminophylline)
    • Inhalation anesthetics that have a bronchodilatory effect (isoflurane, halothane, enflurane)
    • The dissociative anaesthetic ketamine, often used in endotracheal tube induction
    • Magnesium sulfate, intravenous
  • Intubation and mechanical ventilation, for patients in or approaching respiratory arrest.
  • Heliox, a mixture of helium and oxygen, may be used in a hospital setting. It has a more laminar flow than ambient air and moves more easily through constricted airways.

Epidemiology


Asthma is usually diagnosed in childhood. The risk factors for asthma include:

  1. A personal or family history of asthma or atopy
  2. Triggers (see Pathophysiology above)
  3. Premature birth or low birth weight
  4. Viral respiratory infection in early childhood
  5. Maternal smoking
  6. Being male, for asthma in prepubertal children
  7. Being female, for persistence of asthma into adulthood

History


Asthma was long considered a psychosomatic disease, and
... during the 1930s–50s, was even known as one of the 'holy seven' psychosomatic illnesses. At that time, psychoanalytic theories described the aetiology of asthma as psychological, with treatment often primarily involving psychoanalysis and other 'talking cures'. As the asthmatic wheeze was interpreted as the child's suppressed cry for his or her mother, psychoanalysts viewed the treatment of depression as especially important for individuals with asthma